Musik

Teks

SELAMAT DATANG

Kamis, 21 Februari 2013

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa, Sawit, Karet, Kakao, Kopi

Klasifikasi dan Morfologi A. Tanaman Karet Klasifikasi tanaman karet adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae Genus : Hevea Spesies : Hevea brasiliensis Muell Arg. Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15 – 20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini sefisien mungkin. Deskripsi untuk pengenalan tumbuhan karet (Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Daun ini akan tumbuh kembali pada awal musim hujan. Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Padahal jauh sebelum tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat seperti: Amerika Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga menghasilkan getah Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman Castillaelastica (family moraceae). Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, dan tepinya rata dan gundul. Biji karet tergolong rekalsitran. Beberapa sifat-sifat biji karet diantaranya biji tidak pernah kering di pohon tetapi akan jatuh dari pohon setelah masak dengan kadar air sekitar 35%. Biji karet tidak tahan terhadap kekeringan dan tidak mempunyai masa dormansi dan biji karet akan mati bila kadar air dibawah 12%. Biji karet tidak dapat disimpan pada kondisi lingkungan kering karena akan mengalami kerusakan. Daya simpan biji umumnya singkat dan kisaran suhu penyimpanan biji karet yang baik adalah 7-10°C, karena pada suhu ini belum mengalami pembekuan sel (Balit Sembawa, 2009). Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanagaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Angin juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet. B. Tanaman Kakao Kakao merupakan satu-satunya diantara 22 jenis marga Theobroma, suku sterculiaceae yang diusahakan secara komersil. Divisi : Spermatophyta Anak Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Anak Kelas : Dialypetalae Bangsa : Malvales Suku : Sterculiaceae Marga : Theobroma Jenis : Theobroma cacao L. Tanaman Kakao yang ditanam diperkebunan pada umumnya adalah kakao jenis forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cooca atau kakao mulia), dan hibrida (hasil persilangan antara jenis Forastero dan Criolo). Pada perkbunan-perkebunan besar biasanya kakao yang dibudidayakan adalah jenis mulia ( Tumpal dkk, 2003). Pada akar tanaman kakao merupakan akar tunggang. Ukuran akar tanaman kakao untuk panjang lurus ke bawah kira-kira ± 15 meter dan akar untuk kesamping ± 8 meter. Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak dan bercabang cabang lagi.Warna akarnya adalah kecoklatan. Perkembangan pada sebagian besar akar lateral tanaman kakao berada pada dekat permukaan tanah Menurut Hall (1932 dalam PPKKI, 2010), Tinggi tanaman kakao jika dibudidayakan di kebun maka tinggi tanaman kakao umur 3 tahun mencapai 1,8 – 3 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,5 – 7 meter. Tinggi tanaman tersebut beragam , dipengaruhi oleh intensitas naungan dan faktor-faktor tumbuh yang tersedia.Tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan). Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm. Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya. Salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya dua persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai daunyang membuat daun mapu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus). Susunan daun tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen. Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengkilap. Tanaman kakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga (cushioll). Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G (5) artinya, bunga disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu. Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat pada benang sari dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar. Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian. Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat dua garis merah. Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih. Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga (oranye). Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Pada tipe criollo dan trinitario alur kelihatan jelas. Kulit buahnya tebal tetapi lunak dan permukaannya kasar. Sebaliknya, pada tipe forasero, permukaan kulit buah pada umumnya halus (rata), kulitnya tipis, tetapi dan liat. Buah akan masak setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm, pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama perkembangan buah. C. Tanaman Kopi Divisi : Spernatophyta Clas : Magnoliopsida Ordo : Rubiales Famili : Rubiceae Genus : Coffea Spesies : Coffe arabica L Kopi di Indonesia banyak berasal dari kebun rakyat. Kopi dibudidayakan 400-800 m dpl dengan temperatur 21-24 derajad celsius. Tanaman kopi mempunyai 3 jenis yaitu arabika, liberika, dan robusta. Tanaman kopi mempunyai pohon yang tegak dan beruas-ruas dan setiap ruasnya tumbuh kuncup daun. Pada ruas batang terdapat ortotrop dan plagiotrop. Cabang plagiotrop primer hanya sekali tumbuh. Diketiak daun terdapat seri mata tunas, mata tunas dapat berkembang menjadi bunga dan atau menjadi cabang tergantung kondisi lingkungan. Bentuk daun tanaman kopi bulat telur dan ujungnya agak runcing bulat, tumbuh pada batang dan cabang. Dan tersusun berdamping pada plagiotrop dan selang seling pada batang ortrotop. Besar kecil dan tebal tipisnya tergantung pada jenisnya. Daun liberika lebih besar didandingkan robusta tetapi lebih kecil dengan arbika. Tergantung pengaruh intensitas radiasi matahari. Akar tanaman kopi termasuk akar unggang, akar lebar, akar rambut, bulu-bulu akar dan tudung akar. Pada bunga kopi terbentuk di ketiak-ketiak daun dari cabang plagiotrop, masing-masing ketiak menghasilkan tandan 4-5 yang terdiri dari masing-masing tanaman 3-5 kuntum bunga. Banyak sedikit bunga tergantung dengan jenisnya. Kopi liberika lebih sedikit dibandingkan robusta, robusta lebih sedikit dari arabika. Mahkota bunga berwarna putih dan jumlahnya tergantung dengan jenisnya. Demikian dengan panjang putik dan benang sari yang berbeda.Untuk penyerbukannya,arabika penyerbukan sendiri dan robusta dan liberika penyerbukan menyilang. Pada buh kopi kalau masih muda berwarna hijau sedangkan sudah tua berwarna merah.Setiap buah umumnya terdapat 2 buah biji di dalamnya. Masing-masing biji mempunyai bidang datar dan bidang cembung. Buah kopi terdiri dari kulit buah dan kulit luar dan daging buah, sedangkan bijinya terdiri kulit keras, kulit ari, dan saluran lekukan.  D. Tanaman Kelapa Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Arecidae Ordo: Arecales Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan) Genus: Cocos Spesies: Cocos nucifera L Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan sebagai sumber energi fotosintesis. Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu 15 derajat C, akan terjadi perubahan fisiologis tanaman kelapa. Tanaman ini tumbuh baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65% rH udara sangat rendah, tetapi bila tanaman rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit. Pada umumnya, batang kelapa mengarah lurus ke atas dan tidak bercabang, kecuali pada tanaman di pinggir sungai, tebing dan lain- lain, pertumbuhan tanaman akan melengkung menyesuaikan arah sinar matahari. Tanaman kelapa yang baru bertunas mempunyai akar tunggang. Namun perkembangan akar tersebut makin lama akan dilampaui oleh akar-akar yang lain, sehingga fungsi dan bentuknya sama seperti akar serabut biasa. Pertumbuhan dan pembentukan mahkota daun, dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat pertama dibentuk 4 – 6 helai daun. Daun tersusun 6saling membalut satu sama lain, merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar menembus sabut pada waktu tumbuh. Pohon kelapa mulai berbunga kira-kira setelah 3 – 4 tahun, pada kelapa genjah, dan 4 – 8 tahun pada kelapa dalam, sedang kelapa hibrida mulai berbunga sesudah umur 4 tahun. Karangan bunga mulai tumbuh dari ketiak daun yang bagian luarnya diselubungi oleh seludang yang disebut mancung (spatha). Mancung merupakan kulit tebal dan menjadi pelindung calon bunga, panjangnya 80 – 90 cm. Bunga betina yang telah dibuahi mulai tumbuh menjadi buah,kira-kira 3 – 4 minggu setelah manggar terbuka. Tidak semua buah yang terbentuk akan menjadi buah yang bisa dipetik, tetapi diperkirakan 1/2 - 2/3 buah muda berguguran, karena pohon tidak sanggup membesarkannya (P. Suhardiman. 1994). Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermiumberupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding endokarp seiring dengan semakin tuanya buah; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos). E. Tanaman Kelapa Sawit Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Palmales Famili : Palmaceae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis Guineesis Elaesis odora (tidak ditanam diindonesia) Elaesis melanococca (Elaeis oleivera) Varietas : Elaeis guineesis dura Elaeis guineesis tenera Elaesis guineesis pisifera Akar tanaman kelapa sawit adalah sistem perakaran serabut. Akar yang pertama kali muncul saat pembibitan disebut akar radikula. Selanjutnya akar radikula akan mati dan digantikan oleh akar primer dari bagian bawah batang, yang kemudian berkecabang menjadi akar sekunder, tertier dan kuartier. dengan diameter akar primer antara 5-10mm, sekunder 2-4 mm, tertier 1-2 mm dan kuarteir 0,1-0,3 mm. Akar yang paling aktip dalam menyerap air dan unsur hara adalah akar tertier dan kuartier yang berada pada kedalaman 60 cm dari permukaan tanah dan 2,5 m dari pangkal batang. Batang berbentuk tegak lurus dan tidak bercabang dengan diameter batang 45-60 cm dengan pangkal batang 60-100 cm. pada batang menempel pelepah (tempat tumbuhnya daun ) yang membalut batang. Pada umur 25 tahun tinggi batang dapat mencapai 13-18 m. Dalam pertumbuhanya daun terbagi atas beberapa tahap perkembangan yaitu Lanceolate adalah daun yang awal keluar pada masa pembibitan yang berupa helaian yang masih utuh. Bifurcate adalah daun dengan helaian daun sudah pecah tetapi bagian ujung belum terbuka. Pinnate adalah bentuk daun dengan helaian yang telah terbuka dengan sempurna dengan anak daun keatas dan kebawah. pada tanaman muda biasanya mengeluarkan 30 pelepah (tempat menepalnya daun ) per tahun dan pada tanaman tua 18-24 pelepah pertahun. Dengan apanjang pelepah 9 m untuk tanaman dewasa dengan 125-200 pasang anak daun dengan panjang 0,9-1,2 m. Bunga kelapa sawit terdiri dari bunga jantan dan bunga betina yang berada pada satu pohon. bunga keluar dari ketiak pelepah bagi pangkal yang bersatu dengan batang. Bunga akan mulai keluar pada umur lebih kurang 14-18 bulan setelah tanam. Pada mulanya yang keluar adalah bunga jantan yang kemudian disusul dengan bunga betina, namun terkadang ditemui bunga banci yaitu bunga jantan dan bunga betina yang berada pada satu rangkaian. Pada umunya jenis yang ditanam di Indonesia adalah jenis varietas nigrerces dengan warna buah ungu kehitaman saat mentah/buah muda. Buah akan matang 5-6 bulan setelah penyerbukan dengan warna kuliat buah berubah menjadi orange kemerahan. Buah tersusun atas biji-biji yang disebut sebagai brondolan yang melekat pada janjangan yang dalam istilah perkebunannya sering disebut dengan Tandan Buah Segar atau disingkat TBS. Dalam 1 tandan ada 600-2000 biji/brondolan,dengan berat perbiji 13-30 gram.

1 komentar:

  1. mantab gan,
    ,
    ,
    ,
    ,
    salam semangat
    http://www.kabartebo.top/2015/06/meningkatkan-produksi-karet-waktu.html

    BalasHapus